Khabbab Ibnul Arats pernah berujar, “Mendekatlah kepada Allah sesuai kesanggupanmu. Ketahuilah, sesungguhnya tidak ada cara yang lebih mudah untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan sesuatu yang dia cintai melebihi firman-firman-Nya (Al-Quran),” Kita tak perlu risau jika sering dirundung kebingungan dan kegelisahan, sebab itu pertanda bahwa kita adalah manusia normal.
Memang, saat bingung dan gelisah, kebahagiaan seolah luntur, bagai hujan semalam yang menghabiskan musim kemarau setahun. Rasa resah-gelisah atau senang-gembira sejatinya hanya disebabkan oleh kondisi hati dan jiwa kita. Benarlah kesimpulan para ahli jiwa, bahwa beban hidup yang berat dan lingkungan yang tidak kondusif menjadi alasan di balik kondisi hati.
Sungguh tiada kondisi hati yang paling baik selain hati hamba-hamba yang senantiasa mengingat Allah dalam setiap situasi dan kondisi. “(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Ya Tuhan Kami tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari azab neraka’,” (QS Ali-Imran [3]: 191).
Mari kita berwaspada, sebab kondisi hati juga besar pengaruhnya terhadap kondisi fisik kita, karena antara keduanya saling berkaitan. Dalam badan yang kuat terdapat hati yang sehat dan dalam badan yang lemah tersimpan hati yang sakit. Maka, mari mendekatkan diri kepada Allah dengan mengambil langkah mencintai Al-Quran, dalam kondisi apapun.
Ketahuilah bahwa Al-Quran adalah sebaik-baik obat bagi segala penyakit hati. “Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya,”(QS al-Ahzab [33]: 41). Tapi jangan lupa juga, untuk menggapai ketentraman jiwa, kita tidak bisa hanya dengan mengingat Allah secara sembarang cara.
Berzikir yang dapat mendatangkan ketenangan hati hanya dapat terwujud dengan beberapa syarat. Antara lain, mengingat Allah dengan niat yang lurus; persiapkan diri saat berdzikir dengan hati yang khusyuk; mencintai Allah dengan sungguh-sungguh. Sudah sadarkan kita kalau helaan nafas dan langkah kehidupan ini hakikatnya adalah berdzikir kepada Allah?
Di mana kekosongan hati dan segala pertanyaan hanya ditemukan jawabannya dalam pencarian-Nya. Namun, sungguh tiada guna bagi kita jika mengingat Allah tidak sekaligus mencintai Al-Quran. Al-Quran adalah kalam Allah yang paling dekat dengan umatnya. Al-Quran adalah salah satu media komunikasi kita dengan Allah. Jika memahami Al-Quran, kita akan merasa sedang mendengar petuah, pepatah, nasihat, dan petunjuk Allah.
Ya, Al-Quran adalah solusi bagi setiap permasalahan. Bukan kah tidak ada suatu persoalan pun yang datangnya dari Allah? Hebatnya, Allah menurunkan segala sesuatu sekaligus menyediakan segala solusinya.