“Syukuri Apa yang Ada. Hidup Adalah Anugerah. Tetap jalani hidup ini. Melakukan yang terbaik. Tuhan pasti kan menunjukkan Kebesaran dan kuasa-Nya. Bagi hamba-Nya yang sabar...Dan tak kenal putus asa.” (d’masiv)
Hidup, seperti dilantunkan Rian d'Masiv, adalah anugerah terindah yang diberikan Allah kepada kita. Namun, kita selalu lupa dan tidak mau tahu, bahwa semua yang kita miliki saat ini ialah anugerah tak terkira.
Nafas yang selalu kita rasakan saat terbangun dari tidur, tubuh yang masih dapat kita gerakkan, pikiran yang selalu menari aktif, dan hati yang masih bisa bersedih ketika ditimpa duka lara. Bersyukurlah dengan nikmat sehat yang telah dianugerahkan Allah pada kita.
Anugerah Ilahi
Individu yang selalu menempatkan kehidupan sebagai anugerah ilahi, selalu berwajah cerah, penuh gembira, dan optimis. Mereka menempatkan apa pun yang diberikan Tuhan sebagai anugerah indah, menawan, dan menyenangkan hati.Mereka selalu mampu menempatkan diri sebagai hamba, abid, dan budak Tuhan yang wajib manut atas seluruh kehendak-Nya. Mereka tidak takut atas masa depan, karena yakin bahwa Dia akan selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya yang selalu bersyukur dan bergembira dalam hidup ini.
Sementara itu, rasa khawatir berlebihan pada hidup yang sedang dijalani, pada kesulitan mendapatkan pemenuhan materi, dan pada masa depan yang ghaib; tentunya akan merusak kehidupan: memicu lahirnya ego diri. Egoisme diri akan merusak rencana hidup, sehingga kita selalu memusuhi kehidupan ini.
Kita tidak akan mampu menjadi seorang hamba yang bersyukur bila saja hati dan jiwa dipenuhi kekhawatiran berlebihan atas nasib dan masa depan. Egoisme diri juga akan menghilangkan pertanyaan bijaksana atas nikmat kesehatan yang dianugrahkan Allah: Mengapa kita masih bisa hidup sampai saat ini?
Di tengah kehidupan modern, banyak di antara kita yang melupakan nikmat dari Allah. Tak heran arogansi selalu mengalahkan kecerdasan ruhani kita. Tuhan selalu dinomorsekiankan dalam kehidupan ini. Di dalam benak kita, orientasi hidup melulu “hanya untuk hari ini”, sehingga kesenangan dan kebahagiaanlah yang selalu kita tuntut; tanpa mau bersyukur.
Dalam menjalani hidup ini; perasaan senang, gembira, dan senyum optimis ialah pakaian indah nan menawan, akan membuat kita nampak sedap dipandang orang lain. Tetangga sekitar akan selalu tenang dan senang ketika mereka berada di sisi kita.
Suami atau isteri selalu merasakan kenyamanan luar biasa ketika berdampingan bersama. Orangtua kita pun akan mengembangkan senyum bangga karena anak-anaknya telah berdamai dengan kehidupan yang sedemikian keras. Mereka bangga, karena kita tidak memaknai hidup sebagai lawan; tetapi hidup ditempatkan sebagai kawan sepermainan.
Hidup adalah anugerah!
Di dalam hidup ini ada rumus kehidupan, dimana untuk mewujudkan keinginan dan harapan, harus pandai memahami diri sendiri. Dengan begitu, ia akan mengetahui potensi diri: kelebihan dan kekurangan. Dengan mengetahuinya, InsyaAllah, caci maki, putus asa, dan rasa kecewa tak akan memenuhi aktivitas hidup.Seorang ahli perang Cina, Sun Tzu yang hidup tahun 400 SM pernah berkata, “Jika kamu mengenal dirimu sendiri, dan musuhmu secara mendalam, niscaya kamu berada di jalan menuju kemenangan pada setiap pertempuran. Kalau kamu mengenal dirimu tapi tidak kenal musuhmu, maka kamu punya peluang sama dengan musuhmu untuk menang atau kalah. Jika kamu tidak mengenal dirimu sendiri dan juga musuhmu, maka kamu akan selalu kalah dalam setiap pertempuran.”
Pernyataan Sun Tzu di atas, mengindikasikan pengenalan diri tidak hanya penting dilakukan dalam perang saja, namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan untuk merumuskan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki mempermudah menyusun rencana, bergerak, bersabar dan tabah.
Karena dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan diri, kita mengetahui apa yang harus dipersiapkan lebih banyak ketika hendak mewujudkan sesuatu. Ketika kita terjun ke dunia bisnis, mialnya,akan siap dengan kegagaln dan lebih siap lagi dengan kesuksesan.
Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Tetapi seringkali, kita melihat orang lain dengan segala kelebihan sehingga menganggap diri sebagai manusia lemah, serba kekurangan, dan tidak bisa apa-apa.
Kita hanya melihat kelemahan diri tanpa menggali potensi sesungguhnya. Alhasil, ketika apa yang kita lakukan gagal total, kita selalu menyalahkan kegagalan sebagai sesuatu yang diberikan Allah.
Hidup adalah anugerah, sebab itu, tugas kita ialah bersyukur dengan berusaha menjalani kehidupan penuh optimis. Nikmatilah hidup Anda. Jangan pernah mencari alasan untuk membencinya. Jangan pula kita selalu mengeluh dan putus asa ketika keterbatasan – ekonomi, fisik, dan sosial – menimpa Anda.
Nabi Muhammad Saw., bersabda, “orang yang kuat bukanlah orang yang lihai dalam bergulat mengalahkan musuhnya, tetapi orang yang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan hawa nafsunya sendiri.” (Alhadits).
Pernyataan Sun Tzu di atas, mengindikasikan pengenalan diri tidak hanya penting dilakukan dalam perang saja, namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan untuk merumuskan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki mempermudah menyusun rencana, bergerak, bersabar dan tabah.
Karena dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan diri, kita mengetahui apa yang harus dipersiapkan lebih banyak ketika hendak mewujudkan sesuatu. Ketika kita terjun ke dunia bisnis, mialnya,akan siap dengan kegagaln dan lebih siap lagi dengan kesuksesan.
Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Tetapi seringkali, kita melihat orang lain dengan segala kelebihan sehingga menganggap diri sebagai manusia lemah, serba kekurangan, dan tidak bisa apa-apa.
Kita hanya melihat kelemahan diri tanpa menggali potensi sesungguhnya. Alhasil, ketika apa yang kita lakukan gagal total, kita selalu menyalahkan kegagalan sebagai sesuatu yang diberikan Allah.
Hidup adalah anugerah, sebab itu, tugas kita ialah bersyukur dengan berusaha menjalani kehidupan penuh optimis. Nikmatilah hidup Anda. Jangan pernah mencari alasan untuk membencinya. Jangan pula kita selalu mengeluh dan putus asa ketika keterbatasan – ekonomi, fisik, dan sosial – menimpa Anda.
Nabi Muhammad Saw., bersabda, “orang yang kuat bukanlah orang yang lihai dalam bergulat mengalahkan musuhnya, tetapi orang yang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan hawa nafsunya sendiri.” (Alhadits).