Marah bagaikan bara api yang dilemparkan setan ke dalam hati kita sehingga jiwa menjadi mudah emosi, dadanya membara, urat sarafnya menegang, wajahnya memerah, dan terkadang ungkapan dan tindakannya memicu kekerasan.
Tak sedikit, akibat kemarahan suami-isteri bercerai, sesama saudara nggak rukun, dan perselisihan abadi terjadi. Karena marah ialah sumber terjadinya berbagai kejahatan, dan orang yang mampu menahan diri dari marah ialah orang mulia.
Ada seorang sahabat bernama Jariyah Ibn Qudamah bertanya pada Nabi Saw., “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Saw., bersabda, “Engkau jangan marah!” (HR. Bukhari).
Ali Ibn Abu Thalib Karamallahu wajh r.a berujar, “Amal yang paling sulit itu ada empat, yakni memberi maaf ketika marah, bermurah hati ketika fakir, tidak berbuat yang haram ketika sendiri, dan mengatakan yang hak kepada orang yang ditakuti.”